Diusulkan Jadi Menu Makan Siang Gratis, Ini Perbandingan Gizi Ikan Kaleng Vs Ikan Segar
Ikan kaleng diusulkan sebagai salah satu menu makan siang gratis yang digagas Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo-Gibran. Hal itu diungkap Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Budi Sulistyo pada Senin (11/11/2024). Menurutnya, ikan kaleng menjadi salah satu bahan makan program makan siang gratis karena pertimbangan aksesibilitas protein. Pasalnya, tidak semua daerah di Indonesia dekat dengan produksi ikan segar. "Kalau bahan bakunya itu kita di pantai, di pesisir, itu kan dekat dengan ikan segar. Namun ketika kita mulai (mengarah) ke arah daratan, jika daerah tingkat rantai dingin belum terbangun, maka ikan kaleng itu menjadi salah satu solusi," kata Budi, dikutip dari Kompas.com, Senin. Ia menyebut, ikan kaleng yang diusulkan adalah ikan sarden, ikan tongkol, dan ikan kaleng berbumbu lainnya Saat ini usulan tersebut sudah disampaikan kepada Badan Gizi Nasional dan masih menunggu persetujuan
Sayangnya, masyarakat beranggapan bahwa ikan kaleng memiliki nutrisi lebih rendah dibandingkan ikan segar.
Perbandingan gizi ikan kaleng vs ikan segar Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo mengatakan nilai gizi ikan kaleng vs ikan segar hampir sama, yakni mengandung protein, lemak tak jenuh ganda, vitamin A, vitamin B, zinc, dan selenium. "Apakah ikan kaleng memiliki gizi yang banyak? Ya, gizi ikan tidak berkurang meski melalui proses pengalengan. Kalaupun berkurang, paling hanya sekitar 5-10 persen," kata dia, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (12/11/2024). Pada dasarnya ikan kaleng adalah produk ikan yang telah melalui proses pengalengan untuk memperpanjang masa simpan melalui pengemasan. Pengalengan ikan juga sudah melalui proses Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), yaitu pengecekan quality control point pada proses pengolahan makanan sehingga makanan itu aman untuk dimakan. Selama proses pengalengan, Toto menjamin kualitas ikan masih tetap sama, dengan catatan produk tersebut belum memasuki masa kedaluwarsa, kaleng tidak rusak, menggembung, dan bocor. Kemasan ikan kaleng yang rusak menunjukkan bahwa produk tersebut terkontaminasi mikroorganisme sehingga bisa memicu keracunan. "Bukan karena ikannya jelek tapi proses penyimpanannya tidak baik, sehingga rusak," kata dia.
Komentar
Posting Komentar